Blog sudah bukan lagi barang mewah bagi para pengguna internet. Layanan
blog gratis menjamur di berbagai situs dunia maya sehingga orang awam pun sudah
bisa membuat akun blognya sendiri. Kontennya pun beragam, mulai dari informasi
kesehatan, komik mingguan, sampai curahan hati alias ‘curhat’ si penulis.
Seorang geologist adalah satu
dari milyaran manusia di dunia yang membutuhkan blog. Curhat adalah fungsi
sampingannya (seperti tulisan ini), tapi yang paling utama adalah sebagai
sarana publikasi karya ilmiah. Jika tidak ada karya ilmiah, paling tidak blog
diisi dengan teori-teori dasar geologi yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari.
Begitu dibutuhkankah blog bagi seorang geologist? Jawabannya adalah ya! Hal-hal sederhana dalam kehidupan
sebenarnya berkaitan erat dengan geologi, misalnya pembuatan sumur galian atau sungai
yang banjir di belakang rumah kita. Kejadian-kejadian tersebut bisa dijelaskan
secara ilmiah melalui teori-teori dasar geologi. Penjelasan akan ‘memaksa’ geologist penggiat blog untuk melakukan
analisis terhadap kejadian-kejadian tersebut. Otak geologist kemudian diputar kembali untuk menyederhanakan hasil
analisis tersebut sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima oleh semua
pembaca.
Setelah saya juga memutar otak untuk menulis artikel ini, saya menemukan
empat manfaat yang diperoleh dari kegiatan blogging
seorang geologist, yaitu:
1.
Mempertajam
kemampuan analisis geologi
2.
Menumbuhkan
kebiasaan menulis ilmiah
3. Dapat
menjelaskan fakta-fakta ilmiah dalam bahasa populer yang mudah dipahami semua
kalangan.
4.
Memperkenalkan
ilmu geologi ke khalayak luas (karena menurut saya geologi adalah salah satu
ilmu yang paling tidak populer di masyarakat).
Menuntut ilmu adalah perbuatan yang baik, namun akan lebih baik lagi
jika kita bisa menyampaikan dan menyebarkan ilmu itu kepada orang lain. Blog
adalah salah satu sarana tepat untuk berbagi ilmu kepada dunia. Geologist do needs blog!
*dalam rangka 1 tahun mengudara blog tercinta . . .