Bermain
. . . berlari
Bermain
layang-layang
Bermain
kubawa ke tanah lapang
Hatiku
riang dan senang
Beberapa
kalimat di atas adalah sepenggal lirik lagu Layang-layang, yang pada saat saya
masih anak-anak sangat populer. Sekarang, selain lagunya memang tidak lagi populer,
bermain layang-layang pun jadi ikut-ikutan tidak populer. Jika anda
memperhatikan langit saat terik tanpa awan, anda tidak akan melihat lagi
puluhan benda berbentuk segiempat melayang-layang di udara. Mungkin
layang-layang sudah bukan lagi mainan menarik bagi anak masa kini.
Sebagai
generasi yang pernah merasakan serunya merakit, menerbangkan, dan mengejar
layang-layang, saya sangat merindukan kehadiran mainan satu ini. Kerinduan saya
seakan terkabul di Festival Layang-layang yang diadakan dalam rangka menyambut
HUT Kota Semarang yang ke-468. Festival ini diadakan pada hari Minggu, 24 Mei
2015, bertempat di Waduk Jatibarang, Kec. Gunungpati, Kota Semarang.
Puluhan
layang-layang dengan bentuk unik mengudara di atas lokasi festival. Ada yang
berbentuk sepasang penari adat Jawa, ulat raksasa, ikan pari, burung, dan
lain-lain. Layang-layang dibuat semenarik mungkin untuk mencuri perhatian para
juri. Sembari menonton, penonton yang memadati pinggir lapangan dihibur dengan
musik dangdut dan biduan cantik. Yah setidaknya terik matahari jam 11.30 siang jadi sedikit
terlupakan.
![]() |
Sebelum mengudara (1) |
![]() |
Sebelum mengudara (2) |
Kegiatan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang ini sangat bermanfaat dalam
mengingatkan kembali masyarakat terhadap layang-layang. Bisa dibilang selain
sarana bersenang-senang, festival ini sekaligus menjadi sarana edukasi,
khususnya bagi keluarga. Orang tua bernostalgia, sedangkan anak mendapat
pengetahuan tentang layang-layang sebagai mainan tradisional. Lebih bagus lagi
apabila anak tertarik untuk merakit dan bermain layang-layang. Layang-layang
dan lagunya akan kembali populer.
Ternyata
ada dua hal yang seharusnya saya ingat sebelum pergi, festival layang-layang
selalu diadakan di tanah lapang (seperti lagunya) dan ini Semarang. Ah tidak,
cuacanya panas sekali. Seharusnya saya datang lebih pagi . . .