![]() |
Teras Cikapundung, alternatif wisata warga Bandung |
Tanggal merah
beruntun di akhir pekan. Itu artinya libur panjang, panjang sekali. Combo hit Kamis-Minggu, 24-27 Desember
2015 dan Jumat-Minggu 1-3 Januari 2016. Yang jenuh dengan kesibukan kerja dan
rutinitas lainnya pastinya sudah siap berkemas untuk pergi liburan, berwisata
ke destinasi yang sudah direncanakan.
Menurut
Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Spilanne (1991) menjelaskan bahwa
pariwisata sebagai bentuk perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang
bersifat sementara, sukarela, dan tidak sedang bekerja untuk menghasilkan upah,
dimana aktivitas ini dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan tujuan
mencari keseimbangan, keserasian, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu (Dikutip dari artikel berjudul “Wisata
dan Kebutuhan Manusia“ oleh Titing Kartika di Harian Pikiran Rakyat Edisi 2
Januari 2016). Berwisata merupakan salah satu kebutuhan rohani, menurut
klasifikasi kebutuhan berdasarkan sifatnya. Berwisata dapat meredakan (atau
lebih tepatnya melupakan sejenak) perasaan galau, stres, dan tertekan. Hasil
akhirnya apalagi kalau bukan supaya bahagia. Kata ‘bahagia’ nampaknya perlu
benar-benar digarisbawahi.
Jika menyangkut
kebahagiaan, setiap orang punya seleranya masing-masing. Ada berwisata cukup
dengan jalan-jalan pagi menghirup sejuknya udara taman kota. Ada juga yang
bahagia jika nge-trip jauh ke pelosok
nusantara bahkan sampai ke luar negeri. Murah atau mahal, dekat atau jauh, yang
terpenting dari berwisata adalah kenikmatan dan kebahagiaannya. Ya kebahagiaan.
Lalu bagaimana jika
kita ingin pergi berwisata, tapi malah berhadapan dengan antrian panjang pintu
tol dan kemacetan jalur-jalur utama menuju objek wisata? Bukannya malah bikin tambah stres? Atau malah ada yang
merasakan kegembiraan ditengah kemacetan? Ah entahlah. Setiap orang punya
seleranya masing-masing.