Seorang geologist tentunya akan terlatih menjadi manusia yang “memandang
batu dengan cara yang tidak biasa”. Kenapa bisa? Silahkan anda coba teori saya
ini dengan mengajak seorang geologist berkendara dengan mobil atau sepeda
motor. Jika pengendara normal memperhatikan 3 hal : jalan, rambu-rambu, dan
pengguna jalan lain; seorang geologist akan memperhatikan satu hal tambahan : batuan. Konsentrasi terpecah? Tentu
saja. Jika jalanan sepi tidak masalah. Tetapi kalau seorang geologist sedang
berkendara di tengah padatnya arus mudik??
#*---@---*#
Masalah ini kerap saya hadapi setiap perjalan mudik ke Ciamis. Ada
beberapa singkapan batuan yang saya hafal letaknya, karena seringnya melewati
jalanan tersebut. Singkapan-singkapan ini begitu menarik perhatian saya meskipun
sedang berkendara di jalan yang ramai dan padat. Mata yang terbiasa menelisik
setiap detil pada tubuh batuan tidak mau melewatkan pemandangan itu. Karena
sadar akan kebiasaan itu, saya seringkali mengingatkan rekan tandem sepeda
motor saya untuk ikut memperhatikan jalan. Apakah rekan-rekan penggelut bidang
geologi juga mengalami hal serupa dalam perjalanan darat?
Batuan sebagai rekan kerja, teman, sekaligus objek penelitian seorang
geologist tentunya tidak boleh dilewatkan (paling tidak itu berlaku buat saya).
Dimanapun batuan berada, berarti disitu terkandung informasi mengenai kondisi
geologi daerah sekitar. Maka wajar jika seorang geologist akan tertarik pada
singkapan batuan yang sebenarnya menurut orang awam geologi, “Ah, itu cuma batu
biasa”.
Dalam pemetaan, kita dituntut untuk mencari sampai dapat satuan batuan
yang mewakili informasi mengenai proses dan sejarah geologi suatu daerah. Kita
mencari! Bagaimana jika secara tidak sengaja singkapan itu datang sendiri di
dalam perjalanan tanpa kita cari? Walaupun tidak memperhatikan secara detil,
paling tidak melihatnya sejenak untuk memanjakan mata (versi geologist) sudah
cukup.
Nah, disinilah masalahnya. Keinginan untuk melihat sejenak saja akan
membuat seorang geologist yang sedang berkendara memalingkan pandangannya dari
jalan. Saat konsentrasi terpecah, secara otomatis perhatian kita pada jalan
menjadi berkurang. Jika konsentrasi sudah terganggu potensi sang pengendara
untuk masuk ke dalam laporan kecelakaan lalu lintas polisi semakin besar. Jika
seorang geologist berkendara di daerah dataran yang “tidak ada apa-apa” mungkin
akan aman-aman saja. Tapi jika jalan yang dilalui melewati puluhan tebing dan
memotong perbukitan, dan menawarkan pemandangan singkapan yang menawan, potensi
bahayanya akan semakin besar. Mudik yang seharusnya jadi momen sukacita, akan
berubah menjadi momen dukacita.
Solusi
Bagaimanapun juga kehilangan konsentrasi di jalan akan sangat berbahaya.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa kita – para manusia-manusia batu –
lakukan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, diantaranya :
- Abaikan sementara keinginan kita untuk memperhatikan kawan kita yang satu itu (maksudnya, batuan). Jika masih penasaran, bisa disiasati dengan melakukannya pada saat perjalanan pulang. Perjalanan pergi kita fokuskan untuk mudik, perjalanan pulang bisa kita sempatkan lebih banyak waktu untuk kawan kita yang satu itu.
- Jika hasrat geologi benar-benar tidak bisa ditahan, jangan biarkan anda celingak-celinguk tapi kehilangan konsentrasi pada jalan. Berhentilah sebentar. Berhenti akan lebih aman dibandingkan tetap berjalan tetapi perhatian kita tidak pada jalan. Dengan berhenti secara otomatis kita menyelamatkan diri sendiri dan tidak membuat gusar dan merugikan pengendara lainnya.
#*---@---*#
Mudik alias pulang ke kampung halaman menjadi salah satu agenda tahunan
(yang tidak sengaja) menjadi semacam kewajiban bagi umat muslim di Indonesia.
Keinginan kuat untuk bersilaturahmi jadi motivasi utama masyarakat Indonesia
rela menempuh ratusan hingga ribuan kilometer untuk berkumpul bersama keluarga
besar di kampung halaman. Oleh karena itu, pengorbanan untuk perjalanan jauh
jangan sampai terbuang sia-sia dengan masuk ke dalam laporan kecelakaan lalu
lintas polisi.
SELAMAT MUDIK
Gambar : http://teatimeatmy3s.blogspot.com