Masih gunungapi, namun dengan
kawan perjalanan yang berbeda. Merapi, salahsatu gunungapi paling aktif di
Indonesia jadi sasaran penjajakan kaki berikutnya. Latar belakang perjalanan :
TIDAK ADA. Cuma mengisi waktu luang di kala senggang.Yang menganggur butuh pekerjaan, mahasiswa nganggur butuh jalan-jalan . . .
#*---@---*#
Kami, 13 orang pengangguran
semester 7, memulai perjalanan dari Semarang selepas sholat Maghrib, pukul
18.30. Destinasi pertama sebelum ke Basecamp
Selo Merapi adalah Terminal Boyolali. Dengan menggunakan sepeda motor,
perjalanan Semarang-Boyolali dapat kami tempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam
melalui jalan lingkar Salatiga. Tiba di lokasi, kami memutuskan untuk istirahat
dan makan malam, sambil menunggu satu lagi teman kami yang memang berdomisili
di Boyolali.
Makan dulu
Setelah perut terisi penuh, dan
setelah membayar makanan tentunya, perjalanan kami lanjutkan menuju Basecamp Selo. Ternyata tidak semua
sepeda motor yang kami gunakan dalam kondisi sehat wal afiat. Salah satu sepeda
motor mogok dan harus diungsikan ke SPBU terdekat untuk kemudian diambil esok
harinya. Jika dikurangi waktu merenung di SPBU tadi, perjalanan menuju Basecamp Selo ditempuh dalam waktu
kurang dari 1 jam.
Hari libur rupanya jadi magnet
tersendiri untuk para wisatawan penikmat pegunungan. Luar biasa ramai, sampai-sampai
tidak ada tempat parkir tersisa di sekitar basecamp.
Parkir terpaksa dialihkan ke salah satu rumah warga yang memang biasa
menyediakan parkir untuk para pendaki. Uang Rp 5.000 per orang jadi tebusan
untuk bisa masuk ke jalur pendakian Gunung Merapi. Dalam gelapnya malam, kami
mulai berjalan naik dari Basecamp
Selo menuju Basecamp New Selo untuk
beristirahat sebelum memulai pendakian pukul 02.00.
Tepat pukul 01.30 kami bangun dari nyamannya alas tidur kami malam itu, ponco. Nyaman tak nyaman bukan lagi masalah, yang penting bangun dan siap menuju puncak. Packing perlengkapan, peregangan seperlunya, dan berdoa sebelum berangkat, jadi persiapan singkat kami sebelum memulai perjalanan ke puncak. Karena diantara kami belum pernah ada yang mendaki Gunung Merapi, kami harus cukup waspada. Pukul 02.00 kami memulai perjalanan. Perjalanan menuju Puncak Garuda dalam kondisi normal dapat ditempuh dalam waktu 4 sampai 5 jam.
Tepat pukul 01.30 kami bangun dari nyamannya alas tidur kami malam itu, ponco. Nyaman tak nyaman bukan lagi masalah, yang penting bangun dan siap menuju puncak. Packing perlengkapan, peregangan seperlunya, dan berdoa sebelum berangkat, jadi persiapan singkat kami sebelum memulai perjalanan ke puncak. Karena diantara kami belum pernah ada yang mendaki Gunung Merapi, kami harus cukup waspada. Pukul 02.00 kami memulai perjalanan. Perjalanan menuju Puncak Garuda dalam kondisi normal dapat ditempuh dalam waktu 4 sampai 5 jam.
Doa sebelum memulai pendakian
Rupanya kami bukan berada dalam
tingkatan normal dalam pendakian kali ini. Tiga setengah jam perjalanan dan
kami masih berada di Pos 2. Entah dimana Pos 1. Mungkin karena gelap dan tanda
pos yang hanya berupa patok berwarna hijau, kami tidak bisa melihatnya. Tapi
ini lebih baik ketimbang tersesat dan tidak menemukan satu pun pos. Pukul 05.30
matahari pagi menyambut kami dengan cahaya oranyenya. Pemandangan yang sering
saya lihat, tapi tetap saja istimewa. Salah satu kawan tiba-tiba berkata, “Ini
yang biasa maneh liat di gunung den?
Keren” (dia orang sunda). Senang rasanya bisa memperlihatkan orang lain hal-hal
yang belum pernah mereka lihat.
Pos 2; 2534 mdpl
Baru sampai Pos 2, puncak masih jauh
Gunung Merbabu dari lereng Merapi
Hampir menyerah karena angin
Dari Pasar Bubrah menuju Puncak
Sejenak memandangi puncak
Hamparan abu vulkanik, lapilli,
dan bom menghiasi jalanan dari Pasar Bubrah menuju Puncak. Kaki yang terbenam
dalam abu vulkanik menjadi sensasi tersendiri dalam pendakian kali ini. Sampai
saat ini Merapi adalah gunung yang paling susah payah saya daki. Semakin ke
puncak abu vulkanik semakin berkurang dan berganti menjadi lava. Setelah lebih
dari 1 jam memulai perjalanan dari Pos 2, akhirnya kami bertujuh tiba di
puncak. Akhirnya saya bisa melihat kubah lava Merapi dengan mata kepala
sendiri.
Diperkirakan bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubrah baru terbentuk mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari Gunung Merapi. (sumber : http://rovicky.wordpress.com/)
Diperkirakan bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubrah baru terbentuk mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari Gunung Merapi. (sumber : http://rovicky.wordpress.com/)
Kubah lava Merapi
Puncak Garuda
Akhirnya, sampai di puncak
Tidak butuh waktu lama untuk
melepas rasa gembira dipuncak. Angin dan kabut yang kembali menerpa membuat
kami harus berbalik turun kembali ke Pos 2 untuk sarapan pagi. Salah satu kawan
yang bersama saya ke puncak baru sadar ternyata kompor yang seharusnya
digunakan untuk memasak terbawa sampai ke puncak. Terbukti, saat kami bergabung
kembali di Pos 2, belum ada satupun bahan makanan yang sudah masak dan siap di
lahap. Waktu turun akhirnya molor menjadi pukul 11.00. Panas.
Pukul 14.00 kami tiba di New
Selo. Suasananya jelas lebih ramai daripada tadi malam, tapi ini benar-benar
ramai. New Selo yang semalam hanya berupa tempat singgah sunyi, sekarang
berubah menjadi pusat keramaian wisata di Desa Selo. Istirahat 30 menit dirasa
cukup, dan kami segera kembali ke Basecamp
Selo, melapor, dan angkat kaki dari Desa Selo menuju SPBU tempat kami
mengungsikan sepeda motor mogok tadi malam.
Sampai jumpa lagi, Merapi
Lelah tak terbendung lagi. Selagi
sepeda motor itu diperbaiki di bengkel, prioritas nomor satu kami adalah tidur.
Kami perlu istirahat sebelum memulai kembali perjalanan jauh Boyolali-Semarang.
Di tengah guyuran hujan, pada pukul 16.00 kami baru memulai perjalanan menuju
Semarang, dan tiba dengan selamat di Tembalang pukul 18.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar