Gunung Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung api tipe-A
yang beberapa tahun ke belakang menjadi pembicaraan hangat di beberapa media
massa terkait peningkatan aktivitas vulkaniknya. Gunung yang terkenal dengan
legenda Sangkuriangnya itu merupakan salah satu bentuk
bentang alam vulkanik yang menarik untuk dipelajari.
Gunung Tangkuban Perahu adalah
salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Sekitar 20 km
ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di
sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.
Gunung
Tangkuban Perahu memiliki bentuk kerucut dengan sisi-sisi yang terjal.
Puncaknya berbentuk cekung seperti panci. Kawah-kawah Gunung Tangkuban Perahu
juga mengeluarkan material-material berupa lava dan sulfur. Pada kawah yang
sudah mati, tersingkap batuan yang beraliterasi hidrotermal yang membentuk
mineral sulfida.
Secara
umum, Gunung Tangkuban Perahu tersusun dari perselingan antara aliran lava dan
breksi piroklastik. Litologi lava dan breksi piroklastik tersebut terbentuk
karena lava Gunung Tangkuban Perahu yang berjenis intermediet sehingga tipe
erupsinya berupa campuran antara aliran lava dan ledakan (explosion). Oleh karena itu, Gunung Tangkuban Perahu dimasukkan ke
dalam golongan gunung api strato (stratovolcano).
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk
gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi
Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung
ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan
sumber-sumber air panas di kaki gunung nya diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.
Kegiatan vulkanisme Gunung Tangkuban
Perahu telah membentuk morfologi berupa depresi vulkanik di sekitarnya. Depresi
vulkanik adalah bentuk morfologi berupa cekungan hasil dari kegiatan
vulkanisme. Depresi vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah dan kaldera.
Dalam hal ini, aktivitas vulkanisme Gunung Tangkuban Perahu telah membentuk
banyak kawah yang sampai sekarang masih terus mengeluarkan material vulkanik
berupa lava dalam jumlah kecil dan uap sulfur. Kawah-kawah terbentuk sebagai
akibat dari pusat erupsi yang berpindah dari arah timur ke barat. Kawah-kawah
tersebut adalah Kawas Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.
Proses pembentukan Gunung Tangkuban
Perahu masih menyisakan tanda tanya bagi para ahli. Dugaan sementara proses
pembentukan Gunung Tangkuban Perahu dan wilayah Bandung saling berhubungan satu
sama lain. Salah satu teori menyebutkan bahwa Gunung Tangkuban Perahu dan
wilayah Bandung merupakan sisa-sisa dari aktivitas gunung api purba di masa
lalu.
Berdasarkan teori tersebut, Gunung Tangkuban
Perahu berasal dari sebuah gunung api purba yang bernama Gunung Sunda. Gunung
Tangkuban Perahu diyakini sebagai sisa dari letusan Gunung Sunda tersebut.
Topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di sekitarnya
semakin menguatkan teori bahwa Bandung merupakan hasil depresi vulkanik berupa
kawah Gunung Sunda. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada
Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongro di Tanzania, Afrika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar