Bukit pasir
raksasa Pyla ini berada di daerah barat daya Perancis dipesisir Samudra
Atlantik. Bukit pasir ini merupakan salah satu bentukan dari proses erosi,
transportasi, dan pengandapan oleh angin, dan kemudian membentuk bentuk lahan
eolian seperti Pyla saat ini.
Pyla, Perancis
Proses
pembentukan bukit pasir ini bermula dari erosi oleh angin terhadap
material-material yang ringan dan mudah terbawa angin. Material yang terlepas
dari batuan terbawa angin dan mengalami proses transportasi hingga pantai Pyla.
Dilihat dari material pembentuk bukit pasir ini, material lepasan yang terbawa
oleh angin dalam proses pembentukannya tertransport dengan cara melayang (suspension). Proses transport ini
terjadi karena material yang dibawa angin sangat ringan dan halus.
Angin yang
membawa material lepasan terus melaju ke arah pantai Pyla. Keberadaan
pulau-pulau kecil di depan pantai Pyla menghambat laju angin an mengurangi
kecepatannya sehingga energi transportnya menurun. Enerrgi transport yang
menurun ini mengakibatkan material yang dibawa angin sedikit-demi sedikit mulai
terendapkan. Sebagian material tersebut akhirnya terendapkan di pulau-pulau
tersebut. Angin masih tetap bertiup dan membawa sebagian material lainnya.
Vegetasi yang lebat di pesisir pantai membuat gaya hambat angin semakin
bertambah dan mengurangi kecepatannya. Karena kecepatan dan energi transpornya
berkurang sangat drastis, maka material yang terbawa angin tersebut terendapkan
dalam jumlah yang besar. Proses ini terus berlangsung hingga saat ini dan
membentuk bukit raksasa Pyla seperti sekarang.
Dune du Pyla
tampak atas
Bukit
pasir Pyla ini termasuk kedalam bentuk bentang alam eolian hasil pengendapan
oleh angin dengan jenis dune. Dune adalah suatu
timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi
oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, dune
ini bias disebut sebagai mehadunes
karena luas penyebarannya yang mencapai lebar 300 – 3 km dan tinggi 20 – 400 m.
Menurut
Hace (1941) dan Thorrnbury (1964), bukit pasir Pyla ini tergolong ke dalam
jenis parabolic dunes. Jenis dune ini dicirikan dengan bentuknya yang
seperti bulan sabit, sendok, atau parabola. Bentuk yang menyerupai parabola
tersebut disebabkan oleh adanya vegetasi yang menghambat laju angin. Angin yang
terhambat akan mencari jalan melewati bagian tepi dari kumpulan vegetasi.
Sebagian material akan terendapkan di bagian tengah, sementara sebagian lainnya
terendapkan di bagian tepi kumpulan vegetasi, sehingga membuat bentuk seperti
parabola.
Sementara
menurut klasifikasi Emmon (1960), bukit pasir Pyla ini termasuk ke dalam bukit
pasir transversal (transversal dune).
Menurut klasifikasi Emmon, transversal
dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap
misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi suatu
timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang
terhadap arah angin. Dalam kasus ini, bukit pasir raksasa
Pyla menyebar sepanjang garis pantai dan tegak lurus terhadap arah anginnya.
Maka benar bahwa bukit pasir ini termasuk golongan transversal dune.
Kawasan
La Grande Dune de Pyla saat ini dimanfaatkan sebagai objek wisata lokal dan mancanegara.
Keberadaan bukit pasir raksasa ini menarik perhatian para wisatawan untuk
berkunjung ke sana. Kondisi morfologinya yang unik berpotensi untuk menjadi
objek studi terutama di bidang geologi.
Disamping
manfaat, keberadaan bukit pasir ini juga membawa kerugian terutama bagi
penduduk yang tinggal di sekitar kawasan La Grande Dune du Pyla. Pengendapan
material oleh angin yang terus berlanjut akan menyebabkan terjadinya perluasan
penyebaran bukit pasir ke daerah di sekitarnya. Jika penyebaran ini terus
merambat hingga ke pemukiman dan tempat-tempat usaha di sekitar pantai,
dikhawatirkan akan menyebabkan lumpuhnya kegiatan turisme maupun ekonomi karena
infrastruktur yang semakin hari semakin tertutup oleh pasir yang semakin
tersebar luas.
Sumber :
Anonimous. 2010. Pemandangan Indah dari Bukit Pasir Pyla (http://epaper.mediaindonesia.com , diakses 9 Mei
2011).
Staff Asisten Geomorfologi dan
Geologi Foto 2011. 2011. Panduan
Praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto. Semarang : Program Studi Teknik
Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar