Setiap
kelebihan pasti ada kekurangan. Tidak ada gading yang tak retak, kalau kata
peribahasa. Puri Maerokoco rupanya memiliki beberapa kelemahan yang umum
dijumpai di beberapa objek wisata di Kota Semarang. Kurang terawat.
Masalah
kebersihan adalah yang paling utama. Kurangnya perhatian pengelola terhadap
kebersihan Puri Maerokoco terlihat dari sampah yang bertebaran dimana-mana,
ditambah lagi ketersediaan tempat sampah yang terbatas. Toilet pengunjung yang
seharusnya bersih dan nyaman terlihat kurang terawat dengan bak mandi berwarna
gelap dan terdapat noda-noda hijau kehitaman di sekitar kloset.
![]() | |
Sampah berserakan di depan anjungan Kabupaten Jepara |
![]() |
Kondisi toilet pengunjung |
Kondisi
anjungan tidak semuanya baik. Ada anjungan yang terlihat kusam, rapuh, bahkan
anjungan Kabupaten Temanggung ambruk karena terbakar. Peristiwa kebakaran
sepertinya sudah lama terjadi, namun bangunan anjungan tidak juga dibenahi.
Dibersihkan puing-puingnya pun tidak. Garis polisi yang masih tersisa melintang
jelas di depan bangunan anjungan.
![]() |
Anjungan Kabupaten Temanggung yang terbakar |
Kekurangan
lainnya adalah tidak adanya aturan yang melarang penggunaan kendaraan bermotor
di dalam area Puri Maerokoco. Pengunjung bisa berkeliling menggunakan sepeda
motor dan mobil dan parkir dimana saja. Jika saja ada tempat parkir khusus
pengunjung di luar area taman, pengunjung tidak lagi berkendara dengan bebas
dari anjungan ke anjungan. Berjalan kaki sepertinya akan lebih menyenangkan.
![]() |
Sepeda motor lalu lalang |
Banyak
hal yang masih perlu diperbaiki Puri Maerokoco. Tempat ini dapat menjadi
destinasi wisata favorit jika pengelola dapat segera melakukan pembenahan. Jika
sudah dibenahi pengelola dapat mengadakan festival, pertunjukkan, atau kegiatan
apapun yang menarik minat banyak orang untuk datang. Puri Maerokoco benar-benar
akan menjadi sarana rekreasi yang asyik, sekaligus wahana edukasi yang ciamik.