Sabtu, 21 Februari 2015

Puri Maerokoco: Si Kecil yang Edukatif (2)




Setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Tidak ada gading yang tak retak, kalau kata peribahasa. Puri Maerokoco rupanya memiliki beberapa kelemahan yang umum dijumpai di beberapa objek wisata di Kota Semarang. Kurang terawat.
Masalah kebersihan adalah yang paling utama. Kurangnya perhatian pengelola terhadap kebersihan Puri Maerokoco terlihat dari sampah yang bertebaran dimana-mana, ditambah lagi ketersediaan tempat sampah yang terbatas. Toilet pengunjung yang seharusnya bersih dan nyaman terlihat kurang terawat dengan bak mandi berwarna gelap dan terdapat noda-noda hijau kehitaman di sekitar kloset.


Sampah berserakan di depan anjungan Kabupaten Jepara

Kondisi toilet pengunjung


Kondisi anjungan tidak semuanya baik. Ada anjungan yang terlihat kusam, rapuh, bahkan anjungan Kabupaten Temanggung ambruk karena terbakar. Peristiwa kebakaran sepertinya sudah lama terjadi, namun bangunan anjungan tidak juga dibenahi. Dibersihkan puing-puingnya pun tidak. Garis polisi yang masih tersisa melintang jelas di depan bangunan anjungan.

Anjungan Kabupaten Temanggung yang terbakar


Kekurangan lainnya adalah tidak adanya aturan yang melarang penggunaan kendaraan bermotor di dalam area Puri Maerokoco. Pengunjung bisa berkeliling menggunakan sepeda motor dan mobil dan parkir dimana saja. Jika saja ada tempat parkir khusus pengunjung di luar area taman, pengunjung tidak lagi berkendara dengan bebas dari anjungan ke anjungan. Berjalan kaki sepertinya akan lebih menyenangkan.

Sepeda motor lalu lalang


Banyak hal yang masih perlu diperbaiki Puri Maerokoco. Tempat ini dapat menjadi destinasi wisata favorit jika pengelola dapat segera melakukan pembenahan. Jika sudah dibenahi pengelola dapat mengadakan festival, pertunjukkan, atau kegiatan apapun yang menarik minat banyak orang untuk datang. Puri Maerokoco benar-benar akan menjadi sarana rekreasi yang asyik, sekaligus wahana edukasi yang ciamik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post