Kalau orang Jawa
bilang, kue paling enak itu yang rasa cokelat, tapi lebih enak lagi kue rasa(h)
mbayar alias tidak usaha bayar alias gratis.
Siapa
yang tidak mau makanan gratis. Kalaupun tidak mau makan di tempat, makanan akan
dibungkus lalu dibawa pulang. Anda yang masih mahasiswa atau pernah menjadi
mahasiswa pasti pernah melakukannya. Tidak bisa dilewatkan. Makanan gratis
adalah solusi untuk menghemat uang saku yang kian hari kian menipis.
Di
kehidupan seorang mahasiswa, makanan gratis diperoleh pada momen-momen
tertentu. Misalnya saja, saat ibu atau bapak kost mengadakan hajatan, kita akan
diundang untuk makan bersama, bahkan mendapatkan bungkusan makanan ringan untuk
dibawa pulang. Makanan gratis bisa juga datang dari teman-teman anda yang
berulangtahun atau yang baru saja kembali dari kampung halaman.
Saat
masih menempuh semester 2-7, saya dan teman-teman kuliah Teknik Geologi Undip
biasanya mengadakan acara traktiran ulangtahun bertajuk “Pesta Rakyat”. Kami
akan “menyerang” sebuah warung makan dengan membabi-buta. Makanan, minuman,
cemilan, semuanya boleh dimakan. Pernah sekali waktu warung makan yang kami
“serang” langsung tutup saat kami selesai “berpesta”. Dalam pesta rakyat ini
tagihan akan dibayar orang-orang yang berulangtahun pada bulan yang sama. Jadi
dalam satu bulan hanya ada satu Pesta Rakyat.
Sekarang,
pesta rakyat jarang diadakan. Ya mau bagaimana, sebagian teman-teman saya sudah
lulus, kembali ke rumahnya, mencari pekerjaan yang cocok. Sebagian kecil dari
mereka sudah mendapat pekerjaan, bahkan salah satunya sudah menerima gaji
pertama. Untuk teman saya yang satu ini, dia sangat baik hati dan berinisiatif
untuk mengadakan syukuran atas gaji pertamanya minggu lalu. Makanan gratis
lagi.
Meski
begitu syukuran gaji pertama ini begitu mengganggu pikiran saya. Kapan ya saya
bisa mentraktir teman-teman saya seperti ini? Saya harus segera lulus dan punya
penghasilan sendiri . . .
![]() |
Pesta rakyat dalam rangka gaji pertama (20/3) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar