Selasa, 05 Januari 2016

Wisata

Teras Cikapundung, alternatif wisata warga Bandung

Tanggal merah beruntun di akhir pekan. Itu artinya libur panjang, panjang sekali. Combo hit Kamis-Minggu, 24-27 Desember 2015 dan Jumat-Minggu 1-3 Januari 2016. Yang jenuh dengan kesibukan kerja dan rutinitas lainnya pastinya sudah siap berkemas untuk pergi liburan, berwisata ke destinasi yang sudah direncanakan.
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi  tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Spilanne (1991) menjelaskan bahwa pariwisata sebagai bentuk perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang bersifat sementara, sukarela, dan tidak sedang bekerja untuk menghasilkan upah, dimana aktivitas ini dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan tujuan mencari keseimbangan, keserasian, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu (Dikutip dari artikel berjudul “Wisata dan Kebutuhan Manusia“ oleh Titing Kartika di Harian Pikiran Rakyat Edisi 2 Januari 2016). Berwisata merupakan salah satu kebutuhan rohani, menurut klasifikasi kebutuhan berdasarkan sifatnya. Berwisata dapat meredakan (atau lebih tepatnya melupakan sejenak) perasaan galau, stres, dan tertekan. Hasil akhirnya apalagi kalau bukan supaya bahagia. Kata ‘bahagia’ nampaknya perlu benar-benar digarisbawahi.
Jika menyangkut kebahagiaan, setiap orang punya seleranya masing-masing. Ada berwisata cukup dengan jalan-jalan pagi menghirup sejuknya udara taman kota. Ada juga yang bahagia jika nge-trip jauh ke pelosok nusantara bahkan sampai ke luar negeri. Murah atau mahal, dekat atau jauh, yang terpenting dari berwisata adalah kenikmatan dan kebahagiaannya. Ya kebahagiaan.

Lalu bagaimana jika kita ingin pergi berwisata, tapi malah berhadapan dengan antrian panjang pintu tol dan kemacetan jalur-jalur utama menuju objek wisata? Bukannya malah bikin tambah stres? Atau malah ada yang merasakan kegembiraan ditengah kemacetan? Ah entahlah. Setiap orang punya seleranya masing-masing.

Ads Inside Post