Sabtu, 01 Maret 2014

Kenapa Harus Orang Asing??



Berawal dari cuma sekedar mengecek timeline di Twitter pada Minggu, 2 Maret 2014, saya menemukan sebuah tweet dari salah satu teman SMA saya yang cukup menarik. Dengan hashtag #saveCiremai, lewat tweet­­-nya dia mengajak para penghuni Twitter untuk ikut bersuara menyelamatkan aset paling berharga Kabupaten Kuningan, yaitu Gunung Ciremai. 

Gunung Ciremai

#*---@---*#

Menurut berita yang beredar di berbagai media, gunungapi tertinggi di Tanah Sunda ini akan ‘disulap’ menjadi kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, atau dalam bahasa yang lebih keren kita kenal dengan geothermal mulai tahun 2014 ini. Pembangkit listrik ini rencananya akan memproduksi  2 x 55 MW listrik yang akan memenuhi kebutuhan listrik Jawa dan Bali. Sebuah alternatif di tengah krisis energi saat ini.
Setiap koin, baik itu koin Rp 100, Rp 200, Rp 500, atau bahkan Rp 1.000 punya dua sisi. Begitu juga dengan pengembangan energi terbarukan ini. Ada pro, ada juga kontra. Di satu sisi, pemanfaatan energi panas bumi ini akan sangat membantu ketersediaan energi listrik yang semakin hari kebutuhannya semakin meningkat. Rencana pengembangan ini mendatangkan masalah setelah diketahui bahwa sang pemenang tender adalah salah satu perusahaan asing yang juga menjadi pengelola di dua lokasi lain di Jawa Barat.
Kenapa bukan perusahaan dalam negeri yang mengelolanya ya? Pikiran itu sempat menyisip di otak saya saat mengetahui kabar tersebut. Apa yang menyebabkan perusahaan dalam negeri kalah bersaing dengan perusahaan asing.
Pada dasarnya, negara kita sanggup untuk mengelola sumberdaya energi di negeri ini. Namun di era ekonomi modern ini, faktor non fisik seperti rasa memiliki dan kebanggan akan aset negeri sendiri mulai dikesampingkan. Kegiatan pengelolaan sumberdaya energi lebih ditekankan pada efisiensi biaya produksi dan keuntungan yang maksimal. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa sebagian besar usaha pengembangan sumberdaya energi di Indonesia masih dipegang oleh perusahaan asing, diantaranya:
1. Teknologi
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki keterbatasan dalam urusan teknologi. Alat-alat canggih berteknologi tinggi dengan data akurat hanya bisa didatangkan dari negara-negara maju, ataupun perusahaan-perusahaan asing besar.
2. Ekonomi
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya enerrgi memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sebagai contoh, dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi diperlukan biaya sekitar 100 juta US Dollar hanya untuk satu sumur. Itupun belum menjanjikan 100% keberhasilan, bisa jadi nasib apes dan kegagalan yang datang. Indonesia dengan keterbatasan ekonominya kelihatannya belum sanggup untuk menyediakan modal sebesar itu. Selain itu, faktor keuntungan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penanaman modal.
3. Sumberdaya manusia
Perusahaan asing memiliki tenaga-tenaga ahli yang memiliki kompetensi dan pengalaman lebih di bidangnya masing-masing. Sayangnya, masih sedikit orang Indonesia yang memiliki kompetensi setara dengan orang-orang tersebut.

Pada akhirnya, alternatif pilihan jatuh pada perusahaan asing yang sudah jelas memiliki kelebihan dibandingkan perusahaan dalam negeri. Pilihan ini tepat jika memperhatikan faktor-faktor penyebab di atas. Tapi tepatkah jika faktor-faktor tersebut menggantikan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap kekayaan negeri kita sendiri??

Ads Inside Post