Rabu, 14 Maret 2012

Geologi dan Fotografi

Sebagai orang yang sering melakukan pengamatan di lapangan, geologist (sebutan untuk ahli geologi) menggunakan foto sebagai bukti dari hasil pengamatannya. Dulu sebelum foto lazim digunakan, para geologist masih mengandalkan kemampuan menggambar sketsa mereka untuk memberikan informasi lapangan dalam bentuk visual. Bentuk sketsa ini tentu saja sedikit merepotkan karena tidak semua orang bisa menggambar dengan baik
Foto dimanfaatkan untuk memberikan informasi mengenai data-data lapangan yang bersifat visual. Sebagai contoh, sebuah sesar turun dikabarkan tersingkap di sebuah perbukitan di sebelah utara kampus Undip Tembalang. Sebagai bukti visual keberadaan sesar, sang pengamat kemudian mengambil foto yang menggambarkan kondisi sesar.
Tidak hanya menggambarkan kondisi objek pengamatan, foto juga harus jelas dan informatif. Jika foto sesar tadi hanya memperlihatkan sesar dari jarak 100 meter, tentu saja informasi mengenai keberadaan sesar tersebut tidak akan tersampaikan hanya lewat foto. Akan lebih baik jika foto diambil dari jarak yang cukup dekat sehingga akan terlihat jelas struktur sesar yang dicari, jenis litologi, dan kondisi morfologi daerah sekitarnya.
Foto dalam bidang geologi pun berkembang dan tidak hanya digunakan sebagai bukti lapangan. Geologifoto adalah salah satu cabang dari ilmu geologi yang memanfaatkan foto udara sebagai media penginderaan jauh. Dari foto udara ini, geologist bisa memperkirakan bentuk morfologi permukaannya, litologi, dan pola-pola yang terbentuk dari berbagai macam unsur pengontrol. Geologifoto ini merupakan pemanfaatan teknologi foto yang mudah dan sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang tidak kalah lengkap dengan pengamatan lapangan langsung.
Karena foto sudah sangat melekat dengan pekerjaan seorang geologist, tak jarang geologist juga memiliki hobi di bidang fotografi. Bentuk-bentuk muka bumi yang menarik dan menakjubkan membuat geologist enggan kehilangan saat-saat luar biasa mereka di lapangan. Foto menjadi salah satu obat untuk mengatasi rasa enggan tersebut. Dengan foto, geologist bisa menyimpan informasi lapangan sekaligus menuangkan kecintaannya pada dunia fotografi.
Foto dalam bidang geologi sudah mulai beralih dari sekedar sumber informasi menjadi karya seni. Tidak hanya informatif, foto juga dituntut untuk memiliki nilai-nilai estetika tertentu sehingga tampak indah dan menarik untuk diamati. Karena sadar akan hal tersebut, maka semakin marak bermunculan lomba-lomba fotografi di bidang geologi yang menonjolkan keindahan bentuk muka bumi dan makna yang terkandung di dalamnya. Interpretasi data lapangan yang semula membosankan telah berkembang menjadi wadah kreatifitas para geologist yang menggeluti dunia fotografi.
Geologi dan fotografi dapat diibaratkan sebagai cabai dan tomat yang memiliki rasa masing-masing, namun akan menciptakan rasa yang khas jika keduanya diracik menjadi sambal. Asimilasi aspek-aspek seni fotografi ke dalam bidang ilmu kebumian telah membawa nuansa baru dalam keberadaannya. Bumi dan segala isinya bukan lagi objek yang harus dipelajari secara serius dan mendalam, tetapi telah bertransformasi menjadi sebuah karya seni yang sangat mengagumkan.


Ads Inside Post