Minggu, 24 Mei 2015

Festival Layang-layang HUT Kota Semarang Ke-468




Bermain . . . berlari
Bermain layang-layang
Bermain kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang

Beberapa kalimat di atas adalah sepenggal lirik lagu Layang-layang, yang pada saat saya masih anak-anak sangat populer. Sekarang, selain lagunya memang tidak lagi populer, bermain layang-layang pun jadi ikut-ikutan tidak populer. Jika anda memperhatikan langit saat terik tanpa awan, anda tidak akan melihat lagi puluhan benda berbentuk segiempat melayang-layang di udara. Mungkin layang-layang sudah bukan lagi mainan menarik bagi anak masa kini.
Sebagai generasi yang pernah merasakan serunya merakit, menerbangkan, dan mengejar layang-layang, saya sangat merindukan kehadiran mainan satu ini. Kerinduan saya seakan terkabul di Festival Layang-layang yang diadakan dalam rangka menyambut HUT Kota Semarang yang ke-468. Festival ini diadakan pada hari Minggu, 24 Mei 2015, bertempat di Waduk Jatibarang, Kec. Gunungpati, Kota Semarang.
Puluhan layang-layang dengan bentuk unik mengudara di atas lokasi festival. Ada yang berbentuk sepasang penari adat Jawa, ulat raksasa, ikan pari, burung, dan lain-lain. Layang-layang dibuat semenarik mungkin untuk mencuri perhatian para juri. Sembari menonton, penonton yang memadati pinggir lapangan dihibur dengan musik dangdut dan biduan cantik. Yah setidaknya terik matahari jam 11.30 siang jadi sedikit terlupakan.

Sebelum mengudara (1)
Sebelum mengudara (2)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang ini sangat bermanfaat dalam mengingatkan kembali masyarakat terhadap layang-layang. Bisa dibilang selain sarana bersenang-senang, festival ini sekaligus menjadi sarana edukasi, khususnya bagi keluarga. Orang tua bernostalgia, sedangkan anak mendapat pengetahuan tentang layang-layang sebagai mainan tradisional. Lebih bagus lagi apabila anak tertarik untuk merakit dan bermain layang-layang. Layang-layang dan lagunya akan kembali populer.
Ternyata ada dua hal yang seharusnya saya ingat sebelum pergi, festival layang-layang selalu diadakan di tanah lapang (seperti lagunya) dan ini Semarang. Ah tidak, cuacanya panas sekali. Seharusnya saya datang lebih pagi . . .



Ads Inside Post